Skip to main content

Mengapa Antri?

Liburan anak2 hari ketiga, masih blm berencana berlibur karena masih ada beberapa pekerjaan kantor yang harus saya kerjakan. Hanya mengajak anak2 untuk mengisi waktu liburan mereka dengan melakukan hal yang bermanfaat daripada sekedar bermalas2an di depan TV dan lupa mandi...

Hari ini saya mengajak anak2 ikut ke tempat kerja. Ribet memang, tapi saya ingin mereka mempelajari situasi di tempat bekerja, bagaimana kami berinteraksi, mengerjakan tugas, dan saling bekerjasama. Banyak nilai sosial yang akan mereka pahami lambat laun.

Sepulangnya dari tempat kerja saya ajak anak2 makan siang di sebuah restaurant cepat saji terdekat. Anak2 langsung ambil posisi mencari tempat yang nyaman untuk makan dan saya mengantrikan makanan mereka. Ada beberapa orang di depan meja pelayanan dan kasir. Saya hanya amati situasinya, antrian tidak jelas dari arah mana, karena memang tdk ada petunjuknya. Saya berpikir pasti si mbak kasir paham yang mana yang datang duluan. Tetapi sayangnya pikiran saya meleset. Di sebelah saya datang seorang ayah dengan seorang anak perempuan balita yang logat bicaranya seperti orang ibukota negara. Jelas sekali datang setelah saya yang sedang sabar menunggu antrian, tetapi si embak malah melayani si bapak yang memang terkesan galak...

Tiba giliran saya memesan makanan, dan saya tegur si embak kasir dengan "mbak, di sini tidak harus antri ya?" dan si embak tidak menjawab.

Bukan masalah sudah kelaparan lalu marah, tetapi saya hanya prihatin dengan sikap bapak tadi yang mempunyai anak balita, yang semestinya sebagai orang tua harus mengenalkan budaya antri pada anak, tetapi beliaunya sendiri malah tidak mengenal budaya antri...

Saya jadi teringat tulisan yang pernah saya baca di komunitas parenting yang pernah saya share di facebook.

Untuk apa antri??

Tulisan parenting ini saya baca di facebook Komunitas Ayah Edy, dan saya tergerak untuk menyimpan dan menyebarkan pengetahuan yang sangat penting ini...

SAATNYA LIBURAN.....

SAATNYA MENGAJARI ANAK KITA MENGANTRI DAN MENEGUR ORANG TUA YANG MENGAJARI ANAKNYA MENYEROBOT ANTRIAN.

Mengapa mengantri itu penting ?

Seorang guru di Australia pernah berkata:

“Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.

Inilah jawabannya:

Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.

Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”

”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”

•Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

•Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.

•Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..

•Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.

•Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)

•Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

•Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

Ternyata antri bukan saja sekedar antri, banyak nilai yang bisa kita pelajari dari budaya antri, kan?

Sumber:https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=952241264846975&id=141694892568287&pnref=story

Comments

Popular posts from this blog

Manfaatkan Masa Mudamu dengan Cerdas, Wake Up Young Generations!

Here I'm going to write at a glance about you, young generations, the youth of the nation... This writing is especially dedicated for my students :)

Pesan Buat Seluruh Umat Manusia : The Meaning of Life (Subtitle Indones...

Saya menemukan video ini dari share salah seorang teman di facebook. Stop and think. Mari luangkan waktu sebentar untuk menonton video ini, jika kita ingin lebih menyadari untuk apa kita hidup di dunia... You Only Live Once?!

Pelajar dan Ponsel Pintar

          Perkembangan zaman semakin pesat seiring dengan makin canggihnya ponsel pintar (smart phone) dengan berbagai fungsi yang ditawarkan. Kini, ponsel pintar bukan merupakan barang langka yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Hampir semua orang sudah memiliki ponsel pintar, termasuk para pelajar SD, bahkan anak-anak balitapun sudah menerima bekas ponsel pintar orang tua mereka karena beberapa alasan, disamping untuk menghibur si anak agar tidak rewel dan juga kebutuhan orangtua memiliki ponsel yang lebih canggih mengikuti perkembangan teknologi. Para balita tersebut biasanya menjadi sangat asyik menonton konten apapun yang disajikan di media sosial. Balita tersebut tidak akan rewel jika sudah ada ponsel pintar di tangannya, sehingga orangtua maupun pengasuh akan tenang dan kesibukannya tidak terganggu kerewelan si balita. Kita banyak menjumpai anak-anak kecil berkumpul bermain dengan teman-teman mereka namun masing-masing hanya sibuk dengan...