Skip to main content

Merdeka Belajar


Sudah lebih dari setahun semuanya berubah dan beradaptasi. Sekolah masih menjadi tempat yang penuh kenangan. Di setiap sudut terbayang ramainya aktivitas anak-anak, belajar dan bersosialisasi selayaknya kehidupan 'normal' sebelum kita semuanya mengenal si monster nano itu...

Entah sampai kapan kondisi seperti ini akan terus berlangsung, akankah semua kehidupan kembali normal seperti dulu, ataukah akan tetap seperti ini? 

Lelah?

Semua orang pasti lelah karena dampak sosial yang sangat dahsyat di segala bidang. Dunia pendidikan terasa sangat memprihatinkan saat ini. Sekolah masih harus ditutup untuk menekan penularan Covid-19, demi menjaga kesehatan dan keselamatan generasi emas penerus bangsa. Segala aktivitas sekolah dibatasi. Pembelajaran dilakukan dengan cara sistem jarak jauh, baik secara online maupun offline. 

Saat pembelajaran dilaksanakan dengan cara seperti ini, guru yang tidak dapat bertemu langsung dengan siswa, seakan terlihat santai karena tidak mengajar di kelas seperti biasanya... 

Padahal dibalik adaptasi yang luar biasa ini, tantangan guru semakin besar. Dari menyelesaikan seabreg tugas administrasi, memantau kehadiran siswa secara virtual, menyiapkan skenario pembelajaran, mencari inspirasi teknik-teknik mengajar yang sesuai dan menerapkannya dengan segala kerumitan dan tantangan yang semakin besar, membuat media pembelajaran yang menarik dan efektif dan sesuai untuk pembelajaran jarak jauh, melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan membuat media evaluasi yang kreatif dan efektif, mereview pekerjaan siswa sehingga siswa dapat memahami pelajaran dengan baik meskipun secara online, mengoreksi secara online dan offline bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran online, memberikan tanggapan yang memotivasi pada pekerjaan siswa, merekap nilai, menambah wawasan dengan pelatihan secara online untuk dapat bertahan dalam derasnya perkembangan informasi dan teknologi di abad 21 ini.  Segala daya upaya dilakukan sekolah untuk dapat memberikan fasilitas yang terbaik untuk anak-anak dapat tetap bersemangat belajar meskipun dari rumah. 

Dari rumah?

Inilah pertanyaan yang sederhana namun kita semuanya sudah tahu jawabannya... Anak-anak mulai bosan, jenuh di rumah saja selama lebih dari setahun ini, mereka sudah lama terlihat beraktivitas normal di luar rumah atau justru malah hanya bermalas-malasan di rumah dengan tidur, bermain game, bermain gadget (dengan segala dampak negatifnya untuk kesehatan fisik dan mental yang sangat memprihatinkan), menghabiskan waktu bermain di luar bersama teman-teman mereka saat seharusnya waktu mereka digunakan untuk belajar di sekolah. 

Ya, begitulah... 

Orangtuapun mulai lelah dan kehilangan kesabaran mendampingi dan menghadapi segala permasalahan anak-anak belajar di rumah, entah karena anak-anak yang mulai tidak bersemangat atau karena sistem pembelajaran yang masih dirasa kurang efektif dan menarik...

Bagaimanapun, pembelajaran tatap muka adalah hal yang tak dapat tergantikan.

Bukan hanya pengetahuan mereka yang 'tertinggal', namun juga yang lebih memprihatinkan lagi adalah pertumbuhan karakter mereka, nilai-nilai kedisiplinan, kesopanan, tanggungjawab, integritas yang seharusnya ditanamkan di sekolah bersinergi dengan pendidikan karakter yang ditanamkan dari rumah mulai terlihat luntur... Terlihat ketika sebagian siswa berkomunikasi dengan Bapak Ibu guru melalui pesan secara online, mereka kurang memahami etika, saat simulasi tatap muka terlihat sikap anak-anak yang tidak mematuhi peraturan tata tertib di sekolah seperti rambut siswa putra yang dibiarkan panjang dan tidak rapi bahkan diwarnai, dan ketidakdisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh dan mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan.

Speechless...

Saat dulu semuanya masih dalam kondisi normal, belajar di sekolah adalah hal yang membosankan, harus menghabiskan waktu dari pagi hingga sore di sekolah, setiap hari, berkutat dengan pelajaran dan aktivitas pembelajaran di sekolah. Membolos adalah hal yang menyenangkan bagi (sebagian kecil) siswa, dan belajar di luar kelas (baca: dimanapun berada) akan sangat menyenangkan dilakukan untuk menghilangkan kebosanan belajar di dalam kelas. 

Sekarang situasi sudah berbalik 180 derajat, seharusnya sistem pembelajaran jarak jauh ini terasa menyenangkan bagi siswa, karena apa yang mereka dulu inginkan (baca: belajar dimanapun), kini sudah terwujud. 

Hanya anak-anak "generasi corona" yang dapat menikmati pembelajaran sambil bersantai di rumah, dengan tidak berseragam, bebas ngemil, makan dan minum sesuka hati saat mengikuti kelas virtual, bahkan sambil rebahan di rumah, sambil beraktivitas di luar rumah atau membantu orang tua. Ya, seharusnya terasa menyenangkan sekali dapat merasakan "merdeka belajar" dimanapun kalian berada, jika benar-benar diikuti dengan sungguh-sungguh, menyadari bahwa ilmu adalah kebutuhan utama mereka.

Merdeka Belajar... 

Bagaimanakah kalian generasi penerus bangsa memaknai istilah itu?

Masih ingatkah bahwa kalian adalah generasi emas 2045?

Mau dibawa kemana masa depan kalian jika pola pikir kalian masih terus bermalas-malasan, tidak mempunyai semangat dan insiatif, kreativitas untuk maju, berusaha belajar banyak hal baru dan positif yang bermanfaat untuk diri kalian dan orang banyak? Mengeluh saja tidak akan memperbaiki keadaan, karena keadaan akan berubah hanya ketika kita berusaha yang terbaik.

PR kita semakin banyak...

Situasi saat ini memang tidak mudah bagi semuanya. Namun pasti semuanya sarat akan hikmah pelajaran yang dapat diambil. Semoga kita termasuk orang yang dapat mengambil segala sisi baik dari kondisi yang luar biasa ini. 

Semoga dunia pendidikan kita bisa segera bangkit setelah beberapa waktu lalu sebelum corona ada, dunia pendidikan kita masih jauh tertinggal merangkak berjuang keras. Jangan malah makin terpuruk karena keterbatasan 'new normal' ini, semoga semuanya bisa berjalan NORMAL kembali, dan cara berpikir kita juga NORMAL kembali.

Dan itu semuanya dimulai dari diri kita masing-masing, akan memilih merdeka dalam menikmati ilmu atau 'terpenjara' dalam kebodohan dan keterbelakangan. 


Refleksi Hari Pendidikan Nasional 2021, "Sudahkah pantas untuk diselamati?"

Temanggung, 2 Mei 2021

#latepost



Comments

Popular posts from this blog

Manfaatkan Masa Mudamu dengan Cerdas, Wake Up Young Generations!

Here I'm going to write at a glance about you, young generations, the youth of the nation... This writing is especially dedicated for my students :)

Pesan Buat Seluruh Umat Manusia : The Meaning of Life (Subtitle Indones...

Saya menemukan video ini dari share salah seorang teman di facebook. Stop and think. Mari luangkan waktu sebentar untuk menonton video ini, jika kita ingin lebih menyadari untuk apa kita hidup di dunia... You Only Live Once?!

Pelajar dan Ponsel Pintar

          Perkembangan zaman semakin pesat seiring dengan makin canggihnya ponsel pintar (smart phone) dengan berbagai fungsi yang ditawarkan. Kini, ponsel pintar bukan merupakan barang langka yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Hampir semua orang sudah memiliki ponsel pintar, termasuk para pelajar SD, bahkan anak-anak balitapun sudah menerima bekas ponsel pintar orang tua mereka karena beberapa alasan, disamping untuk menghibur si anak agar tidak rewel dan juga kebutuhan orangtua memiliki ponsel yang lebih canggih mengikuti perkembangan teknologi. Para balita tersebut biasanya menjadi sangat asyik menonton konten apapun yang disajikan di media sosial. Balita tersebut tidak akan rewel jika sudah ada ponsel pintar di tangannya, sehingga orangtua maupun pengasuh akan tenang dan kesibukannya tidak terganggu kerewelan si balita. Kita banyak menjumpai anak-anak kecil berkumpul bermain dengan teman-teman mereka namun masing-masing hanya sibuk dengan...