Sudah larut malam, badan capek tapi pikiran masih belum mau istirahat. Jalan-jalan di dunia maya, melihat dunia luar lewat jendela ajaib di meja makan :D
Sekedar santai menyusuri beranda sosial media saat semuanya sudah terlelap, aku masih memanfaatkan 'me' time ku sambil makan malam sendirian.
Terhenyak sesaat melihat sesuatu, teringat 8 tahun lalu saat masih mengajar pertama di sebuah sekolah favorit di kotaku, sekolah menengah pertamaku dulu, dimana aku berjuang dengan payah mempertahankan prestasi, berkompetisi dengan teman-teman yang hebat, yang sekarang pasti sudah menemukan apa yang mereka cita-citakan...
Apa kabar kalian teman-teman SMP ku?
Apapun yang kalian cita-citakan, semoga menjadi hal yang bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain di sekitar...
Aku di sini, termenung sendiri setelah melihat sebuah komentar pada status teman kerjaku dulu, komentar singkat berbahasa Inggris dari seseorang yang namanya masih aku ingat samar-samar. Komentar yang biasa saja tidak berkesan tapi yang membuatku terkesan adalah si penulis komentar yang menggunakan profile picture sebuah potongan koran berisi berita singkat berbahasa Inggris mengenai prestasinya di luar negeri. Tidak akan sebut namanya, tapi rasanya aku pernah mengenal nama itu. Langsung aku pastikan apakah aku memang mengenalinya...
Dan ternyata benar, aku menemukan salah satu mantan siswa terbaikku dulu saat aku masih menjadi guru di kelas tujuh, di sebuah sekolah menengah pertama di kotaku... Mantan siswa terbaikku yang aku selalu hafal namanya dulu, karena dia memang selalu bersinar dengan prestasi akademiknya...
Aku hampir tidak mengenalinya secara fisik karena usianya saat itu masih menginjak masa remaja, delapan tahun lalu, aku hanya terpana melihat betapa dia sekarang sudah jauh lebih matang, dengan segala prestasinya, di masa mudanya, dengan kecerdasannya menikmati dunia dia berhasil melangkahkan kakinya menyeberangi samudera ke benua lain...
"Teman, kau berkata betapa kau ingin menapaki tanah luar. Bukan karena muak dengan negeri sendiri, bukan karena di sana lebih baik, bukan karena kau kabur. Bukan, bukan.
Memang, alangkah baiknya jika kau telah menjelajah seluruh Nusantara sebelum kau melanglang buana. Namun percayalah, tak ada salahnya kau sembari pergi ke luar sana, karena kau justru akan lebih ingin kembali. Lebih ingin menyusur Bumi Pertiwi. Lebih bersemangat membangun diri dan negeri."
Sebuah rangkaian kalimatnya yang aku temukan di timelinenya, rangkaian kata yang membuatku terpaku haru. Delapan tahun lalu aku ada di sana, aku ada bersama anak itu, aku menjadi bagian dalam belajarnya. Namun aku harus meninggalkan mereka setelah setahun belajar bersama, karena harus menjaga kehamilan keduaku setelah aku mengalami keguguran sebulan setelah aku menikah. Banyak hal yang terjadi selama delapan tahun ini, dan dia telah mengukir prestasinya dengan gemilang. Ada rasa bangga, haru dalam hati ini, sekaligus rasa terpaku malu pada diri, melihat kebelakang atas apa yang terjadi selama delapan tahun ini pada diriku, bukan tentang kemapanan, materi apapun itu tapi ini tentang prestasi...
Prestasi apa yang sudah aku raih selama delapan tahun ini sejak aku meninggalkan siswa-siswaku itu dulu??
Delapan tahun lalu saat aku merasa sangat berat beranjak meninggalkan mereka... Melihat senyum, sorot mata semangat mereka, harapan mereka saat belajar Bahasa Inggris bersamaku, bahkan ada salah satu siswa yang aku masih ingat sekali, seorang siswa laki-laki kecil yang menangis saat mengetahui aku akan berhenti mengajar...
Maaf anak-anak...
Aku yang selalu bermimpi dan bermimpi...
Entah sekarang aku sadar atau tidak, malam ini aku termenung...
Rasa kangen dengan anak-anak gemilang itu, anak-anak yang aku masih bisa mengingat wajahnya, namanya, dan aku bisa menemukan mereka di sosial media, walaupun hanya mengamati mereka dari kejauhan...
Apakah kalian masih mengingat saya?
Satu hal, aku mendapatkan pelajaran berharga malam ini...
Aku tidak boleh berhenti belajar, tidak boleh patah semangat, inspirasi, waktu, usaha dan doa untuk aku bisa bertahan, berjalan maju bahkan berlari mengejar semua mimpiku...
Dalam dunia kerja yang aku pilih ini aku bisa belajar banyak hal, bahkan belajar dari siswaku sendiri. Mereka dulu adalah semangatku, harapanku, dan saat aku menemukan kesuksesan mereka, aku harus semakin bersemangat meraih mimpiku... Semangat memberikan kontribusi berharga untuk anak-anak bangsa, demi perubahan bangsa menuju ke arah yang lebih baik, jauh lebih baik lagi...
Terimakasih siswa-siswaku, teruslah berjuang dan jangan pernah puas dengan prestasi kalian, atau kamu akan terpaku melihat kesuksesan orang lain dan menyesal...
Sukses adalah saat dimana kamu menemukan bahagia dalam hatimu dan ragamu, bahagia yang kamu raih dengan perjuangan keras, semangat belajar dan doa.
Masih dalam termenungku, aku teringat anak-anak perempuanku yang masih kecil-kecil. Bukan ingin mengatur mereka untuk menjadi apa yang aku mau...
Yang aku mau hanya mereka harus bisa lebih baik dari aku, lebih bahagia dari aku, lebih sukses dari aku, jauh lebih berprestasi dari aku, lebih cerdas dalam memanfaatkan masa muda mereka...
Ya, demi masa, semoga kita senantiasa bisa memanfaatkan sisa waktu yang kita punya untuk melakukan hal yang bermanfaat, selalu menyadari bahwa waktu tidak mungkin kembali, kita bisa belajar dari masa lalu untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik...
A night to remember...
Sekedar santai menyusuri beranda sosial media saat semuanya sudah terlelap, aku masih memanfaatkan 'me' time ku sambil makan malam sendirian.
Terhenyak sesaat melihat sesuatu, teringat 8 tahun lalu saat masih mengajar pertama di sebuah sekolah favorit di kotaku, sekolah menengah pertamaku dulu, dimana aku berjuang dengan payah mempertahankan prestasi, berkompetisi dengan teman-teman yang hebat, yang sekarang pasti sudah menemukan apa yang mereka cita-citakan...
Apa kabar kalian teman-teman SMP ku?
Apapun yang kalian cita-citakan, semoga menjadi hal yang bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain di sekitar...
Aku di sini, termenung sendiri setelah melihat sebuah komentar pada status teman kerjaku dulu, komentar singkat berbahasa Inggris dari seseorang yang namanya masih aku ingat samar-samar. Komentar yang biasa saja tidak berkesan tapi yang membuatku terkesan adalah si penulis komentar yang menggunakan profile picture sebuah potongan koran berisi berita singkat berbahasa Inggris mengenai prestasinya di luar negeri. Tidak akan sebut namanya, tapi rasanya aku pernah mengenal nama itu. Langsung aku pastikan apakah aku memang mengenalinya...
Dan ternyata benar, aku menemukan salah satu mantan siswa terbaikku dulu saat aku masih menjadi guru di kelas tujuh, di sebuah sekolah menengah pertama di kotaku... Mantan siswa terbaikku yang aku selalu hafal namanya dulu, karena dia memang selalu bersinar dengan prestasi akademiknya...
Aku hampir tidak mengenalinya secara fisik karena usianya saat itu masih menginjak masa remaja, delapan tahun lalu, aku hanya terpana melihat betapa dia sekarang sudah jauh lebih matang, dengan segala prestasinya, di masa mudanya, dengan kecerdasannya menikmati dunia dia berhasil melangkahkan kakinya menyeberangi samudera ke benua lain...
"Teman, kau berkata betapa kau ingin menapaki tanah luar. Bukan karena muak dengan negeri sendiri, bukan karena di sana lebih baik, bukan karena kau kabur. Bukan, bukan.
Memang, alangkah baiknya jika kau telah menjelajah seluruh Nusantara sebelum kau melanglang buana. Namun percayalah, tak ada salahnya kau sembari pergi ke luar sana, karena kau justru akan lebih ingin kembali. Lebih ingin menyusur Bumi Pertiwi. Lebih bersemangat membangun diri dan negeri."
Sebuah rangkaian kalimatnya yang aku temukan di timelinenya, rangkaian kata yang membuatku terpaku haru. Delapan tahun lalu aku ada di sana, aku ada bersama anak itu, aku menjadi bagian dalam belajarnya. Namun aku harus meninggalkan mereka setelah setahun belajar bersama, karena harus menjaga kehamilan keduaku setelah aku mengalami keguguran sebulan setelah aku menikah. Banyak hal yang terjadi selama delapan tahun ini, dan dia telah mengukir prestasinya dengan gemilang. Ada rasa bangga, haru dalam hati ini, sekaligus rasa terpaku malu pada diri, melihat kebelakang atas apa yang terjadi selama delapan tahun ini pada diriku, bukan tentang kemapanan, materi apapun itu tapi ini tentang prestasi...
Prestasi apa yang sudah aku raih selama delapan tahun ini sejak aku meninggalkan siswa-siswaku itu dulu??
Delapan tahun lalu saat aku merasa sangat berat beranjak meninggalkan mereka... Melihat senyum, sorot mata semangat mereka, harapan mereka saat belajar Bahasa Inggris bersamaku, bahkan ada salah satu siswa yang aku masih ingat sekali, seorang siswa laki-laki kecil yang menangis saat mengetahui aku akan berhenti mengajar...
Maaf anak-anak...
Aku yang selalu bermimpi dan bermimpi...
Entah sekarang aku sadar atau tidak, malam ini aku termenung...
Rasa kangen dengan anak-anak gemilang itu, anak-anak yang aku masih bisa mengingat wajahnya, namanya, dan aku bisa menemukan mereka di sosial media, walaupun hanya mengamati mereka dari kejauhan...
Apakah kalian masih mengingat saya?
Satu hal, aku mendapatkan pelajaran berharga malam ini...
Aku tidak boleh berhenti belajar, tidak boleh patah semangat, inspirasi, waktu, usaha dan doa untuk aku bisa bertahan, berjalan maju bahkan berlari mengejar semua mimpiku...
Dalam dunia kerja yang aku pilih ini aku bisa belajar banyak hal, bahkan belajar dari siswaku sendiri. Mereka dulu adalah semangatku, harapanku, dan saat aku menemukan kesuksesan mereka, aku harus semakin bersemangat meraih mimpiku... Semangat memberikan kontribusi berharga untuk anak-anak bangsa, demi perubahan bangsa menuju ke arah yang lebih baik, jauh lebih baik lagi...
Terimakasih siswa-siswaku, teruslah berjuang dan jangan pernah puas dengan prestasi kalian, atau kamu akan terpaku melihat kesuksesan orang lain dan menyesal...
Sukses adalah saat dimana kamu menemukan bahagia dalam hatimu dan ragamu, bahagia yang kamu raih dengan perjuangan keras, semangat belajar dan doa.
Masih dalam termenungku, aku teringat anak-anak perempuanku yang masih kecil-kecil. Bukan ingin mengatur mereka untuk menjadi apa yang aku mau...
Yang aku mau hanya mereka harus bisa lebih baik dari aku, lebih bahagia dari aku, lebih sukses dari aku, jauh lebih berprestasi dari aku, lebih cerdas dalam memanfaatkan masa muda mereka...
Ya, demi masa, semoga kita senantiasa bisa memanfaatkan sisa waktu yang kita punya untuk melakukan hal yang bermanfaat, selalu menyadari bahwa waktu tidak mungkin kembali, kita bisa belajar dari masa lalu untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik...
A night to remember...
Comments
Post a Comment