Skip to main content

Blessings in Disguise (Part 1) - Convincing Myself

Perjalanan itu masih terasa bagaikan mimpi, benar-benar tidak pernah menyangka sebelumnya, Allah mengubah hari saya yang paling menyedihkan pada tanggal 3 Agustus 2021, saat saya harus kehilangan sesosok wanita yang luar biasa, yang telah berjuang melahirkan saya, mengenalkan saya pada dunia, wanita yang dengan lelah dan jerih payah mendidik dan membesarkan saya, seseorang yang paling memahami saya lebih dari siapapun, seseorang yang doa-doanya selama ini sangat berarti untuk kehidupan saya, Mama... seseorang yang ternyata mengantarkan saya untuk menerima kado terindah seumur hidup saya dari Allah pada hari ulang tahun saya pada 26 Juni 2025 lalu. Ya Allah... Subhanallah, walhamdulillah, wala'ilaha'ilallah wallahuakbar... Mohon berikan tempat terindah untuk mamaku Ipah Gamar Binti Hamid Muhammad Alaydrus ya Allah, ampuni segala dosa-dosanya, jauhkanlah beliau dari siksa kubur dan api neraka, terimalah Badal Haji beliau, tempatkan beliau di surgaMu yang terindah ya Allah... Aamiiiin ya Allah...

Rasa kehilangan itu masih dan selalu terasa, apalagi saat ayah saya selanjutnya harus mengurus pelimpahan porsi Haji mama yang seharusnya berangkat di tahun 2025 bersama ayah saya. Kami berenam, saya dan kelima saudara kandung perempuan saya - adik-adik saya - diajak berdiskusi oleh ayah mengenai siapa yang akan menggantikan porsi Haji mama tahun 2025 yang akan segera datang saat itu. Semula ayah langsung menunjuk saya sebagai putri pertama yang sudah tidak kerepotan lagi karena anak-anak saya sudah besar, sementara adik-adik saya semuanya masih memiliki anak-anak yang masih kecil-kecil, bahkan ada beberapa yang masih bayi. 

Saya juga sudah menawarkan beberapa kali ke semua adik-adik, siapa yang akan menerima pelimpahan porsi Haji mama, tapi ternyata semua adik saya sepakat dengan ayah, bahwa yang akan menggantikan porsi haji mama dan sekaligus akan menemani ayah menunaikan Ibadah Haji yang sudah tiga belas tahun dinanti sejak mendaftar di tahun 2012 selama ini adalah saya, si kakak pertama... 

Campur aduk rasanya hati ini, antara haru, bahagia sekaligus sangat sedih karena ini adalah mimpi terindah mama selama mama masih ada dulu. Seharusnya tahun 2025 mama yang akan berangkat Haji bersama ayah...

Tetapi semuanya adalah takdir dari Allah... Qodarullah...

Saya menguatkan diri dan menguatkan niat saya, lillahi ta'ala untuk mempersiapkan segalanya secara lahir dan batin, dari mulai melanjutkan mengurus administrasi pelimpahan haji yang sudah dibantu ayah sebelumnya, setelah itu saya harus ke Semarang untuk mengurus pelimpahan porsi haji atas nama mama ke nama saya sendiri... 

Masih ingat moment-moment saat itu, benar-benar pasrah dengan takdirNya. Ya Allah, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata perasaan saya saat itu. Saya berangkat dari PLHUT Kabupaten Temanggung bersama dengan orang-orang yang senasib untuk mengurus pelimpahan haji dari orangtua mereka juga.

Setelah itu, proses persiapan berlanjut pada kegiatan Manasik Haji. Ayahku mendaftar pada sebuah KBIHU yang akan membimbing dan memberikan segala bantuan selama kami mempersiapkan dan menjalankan Ibadah Haji nantinya. Kami mengikuti manasik haji setahun sebelum keberangkatan, dengan waktu rutin setiap hari Minggu sebulan 2x sesuai jadwal, jam 8.30 s.d 11.00 WIB. Moment-moment itu benar-benar terkesan dalam ingatan, saat hati ini galau dan ada perang batin, mampukah saya? Mampukah saya secara lahir dan batin untuk menggantikan mama berangkat Haji tahun ini? Ah... saya hanya bisa pasrah kepada Allah dan terus berdoa...

Hari pertama manasik, saya tak mampu menahan air mata. Saya duduk di belakang, dan di samping kanan kiri saya ibu-ibu seusia mama... Bagaimana saya tidak teringat mama saat itu, saya masih saja berpikir seharusnya mama yang ada disini... Saya selalu mengingatkan diri ini untuk harus bisa menerima takdir yang terjadi, terus berusaha menguatkan diri ini untuk bangkit dari rasa sedih kehilangan ibu saya, dan mencoba untuk menguatkan niat lillahi ta'ala untuk menggantikan porsi Haji mama berangkat haji bersama ayah tahun ini... Insha Allah.

Saat mengikuti kegiatan manasik, saya berusaha untuk mempelajari materi-materi yang disampaikan, membaca buku-buku doa dan pengetahuan tentang haji, juga menghadiri kegiatan praktik manasik haji yang diselenggarakan beberapa kali sebelum keberangkatan. Disana saya belum banyak mengenal orang, karena selain saat kegiatan kami lebih sering duduk seperti mendengarkan pengajian/ceramah, dan saat kegiatan praktik pun hanya mencoba menyapa orang-orang yang sudah saya kenal sebelumnya. Tidak banyak yang saya kenal, sampai pada suatu saat kami dibagi menjadi beberapa regu dan rombongan. Satu regu terdiri dari sepuluh orang dari wilayah yang sama. Kami mulai berkenalan satu sama lain, karena nantinya kami akan sering bersama saat menjalankan ibadah haji. Kami juga melakukan manasik haji di GOR, berjalan mengelilingi GOR dan menghitung berapa putaran yang bisa kami lakukan disana, untuk berlatih kebugaran agar saat menjalankan ibadah haji kami sudah terbiasa dan sehat. Saya berjalan mengelilingi GOR bersama ayah yang begitu semangat...

Kegiatan manasik Haji tak terasa selama setahunpun berlalu, dan selama masa kegiatan manasik kami juga harus mengurus administrasi dan pelunasan ke Bank, bolak-balik ke PLHUT untuk mengurus paspor dan VISA, ke KUA untuk mengurus berkas-berkas haji, bahkan kami harus mengikuti tes psikologi di puskesmas masing-masing dan juga Medical Check Up yang meliputi semua pemeriksaan darah lengkap, rontgen dan juga EKG jantung yang sempat membuat diri ini cemas akan hasilnya. Alhamdulillah hasil MCU ayah dan saya memenuhi syarat (istito'ah) untuk bisa berangkat haji meskipun dengan pendampingan obat karena tensi saya memang cenderung tinggi sudah beberapa tahun sejak suami saya sakit. 

Ohya, saat mengurus paspor dan bio VISA di PLHUT sempat ada petugas yang menyampaikan ada kebijakan tahun ini kalau saya juga bisa menarik suami untuk berangkat haji juga. Namun, setelah saya sampaikan kondisi suami yang harus cuci darah selama 2x seminggu, ternyata kata petugas tersebut, suami tidak istito'ah... Meskipun begitu saya berdoa semoga suami tetap bisa mendapatkan pahala haji karena telah memberikan support yang luar biasa untuk saya. Aamiin... Wallahua'lam...

Kami juga harus mengikuti tes kebugaran di stadion Bhumi Phala, untuk berjalan mengelilingi lapangan sebanyak 7 kali, harapannya saat nantinya kami melakukan thawaf dan semua rangkaian ibadah haji yang sebagian besar memang dilakukan secara fisik, kami mampu melakukannya dengan fisik yang bugar, Saat mengikuti kegiatan itu, terlihat banyak sekali orang-orang yang usianya lebih tua daripada saya dan mereka tetap semangat untuk berjalan, bahkan ada seorang nenek berusia 85 tahun juga berjalan dengan semangat, masha Allah. Alhamdulillah saya bisa melakukan semua rangkaian persiapan Haji bersama dengan ayah, meskipun terkadang terbentur pekerjaan jadi terpaksa harus berangkat sendiri-sendiri, tapi saya melihat ayah begitu semangat selama menjalani semua rangkaian persiapan keberangkatan Ibadah Haji, masha Allah...

Setelah mengikuti kegiatan itu, saya lanjutkan dengan mengunjungi makam mama di Payaman sendirian, menumpahkan semua perasaan saya saat itu dan berdoa untuk mama...

Proses kegiatan manasik selanjutnya masih ada dari Kecamatan yang dilakukan di gedung IPHI dan dari Kabupaten Temanggung yang dilakukan di gedung Babussalam Unisnu. Disana, kami calon jama'ah haji diajak untuk merasakan simulasi dan membayangkan bagaimana jalannya kegiatan dan situasi saat melakukan rangkaian ibadah haji di tanah suci nantinya secara lebih detail. Kami mendapatkan informasi mengenai kloter berapa dan informasi-informasi penting lainnya. Saya sempat galau karena harus mengatur jadwal ujian siswa karena berbenturan dengan Ujian Praktik kelas 9, tetapi semuanya alhamdulillah bisa berjalan lancar, semuanya sudah diatur oleh Allah...

Setelah semua persiapan administrasi dan kesehatan kami lalui, sebulan menjelang keberangkatan kami wajib melakukan vaksinasi polio, meningitis dan flu (hanya untuk yang menginginkan). Saya dan ayah melakukan vaksinasi lengkap saat itu. Lengan kanan saya sempat memar karena takut disuntik. Saat menunggu antrian vaksin, saya bertemu dan berkenalan dengan beberapa calon jama'ah haji, kami berbagi cerita persiapan keberangkatan haji. Saya mulai sibuk mencari pernak pernik kebutuhan saya dan ayah untuk dibawa ke tanah suci, bagian yang paling membahagiakan, shopping...  Hehe... Alhamdulillah, adik-adikku semuanya juga ikut bahagia dan sibuk mencarikan souvenir haji yang bisa dibeli di tanah air, kami berenam kompak menyiapkan semuanya. 

Hari-hari terasa berjalan dengan sangat cepat menjelang keberangkatan haji. Rasanya pikiran seperti lalu lintas pagi yang padat merayap. Banyak pekerjaan kantor yang harus saya selesaikan dulu dan persiapan keberangkatan haji yang harus saya lakukan sebelum keberangkatan. Saya harus menyiapkan berbagai keperluan termasuk menyiapkan mental saya dan anak-anak juga yang akan saya tinggal selama 40 hari ke tanah suci nantinya. Ya Allah berat rasanya seperti lama sekali waktu harus berpisah dari anak-anak saya saat itu... Meskipun ternyata semuanya membawa hikmah yang luar biasa...

Terima kasih untuk semua orang baik yang sudah membantu saya menyiapkan banyak hal, hanya doa-doa terbaik yang bisa saya panjatkan untuk mereka, keluarga, sahabat, teman-teman saya atas semuanya, semoga Allah memberikan hadiah terindah untuk orang-orang baik seperti kalian semuanya yang sudah mendoakan kami dan memberikan bantuan berupa apapun untuk saya dan ayah saya serta keluarga saya... Kabulkanlah apa yang selama ini mereka pinta ya Allah... Aamiiin ya Robbal Alamin...





Comments

Popular posts from this blog

Manfaatkan Masa Mudamu dengan Cerdas, Wake Up Young Generations!

Here I'm going to write at a glance about you, young generations, the youth of the nation... This writing is especially dedicated for my students :)

I'm a Mess

Just can relate some of the vibes on this song by Avril Lavigne. Starin' at the pavement alone Wishin' I was on my way home to you All the shops in London are closed And I don't know where to go from here No, I don't know where to go from here But I know I'm a mess, I'm a mess When we're not together Such a wreck, such a wreck I hope it's not forever Will I see you again? I wish it was me and you 'til the end But I know I'm a mess, I'm a mess I know I'm a mess, I'm a mess It hasn't been the same since that night (oh) I wish I said I loved you just one more time (one more time) I try to figure out how to make it right But I don't know where to go from here Now I don't know where to go from here But I know I'm a mess, I'm a mess When we're not together Such a wreck, such a wreck I hope it's not forever Will I see you again? I wish it was me and you 'til the end But I know I'm a mess, I'm a mess I ...