Skip to main content

Hati-hati dengan Hati

Never judge people, you don't know what kind of battle he/she is trying to fight...

Apa yang ada di benak pikiran kita jika melihat sekilas tentang seseorang, baik yang sudah kita kenal, baru kita kenal, bahkan baru mengenal lewat orang lain, ataupun malah baru sekilas bertemu saja?

Pertanyaan yang masih luas ya, dan jawabannya mungkin saja bisa subjektif dan bahkan tergantung suasana hati kita juga. Hati-hati jika sudah berurusan dengan hati... 


Seseorang bisa saja menilai orang lain dengan santai tanpa berpikir panjang, tanpa disadari penilaiannya salah besar, dan itu bisa memalukan dan penyesalan selalu ada mengiringi di belakang. Beruntunglah jika kita selalu berpikiran positif terhadap apapun. 

Suatu hari saya bertemu dengan salah seorang wali murid teman akrab anak saya di sekolah.




Saat itu kami sedang menemani anak-anak kami di suatu acara jalan santai bersama. Anak saya yang memang ceria menyapa temannya duluan dengan teriakan khas anak PAUD. Temannya pun membalas sapaan anak saya dengan ceria. Sungguh sebuah pemandangan yang damai di mata dan di hati, namun ada yang janggal ketika saya mencoba menyapa ibu dari teman anak saya tersebut, senyuman yang tidak tulus dan pandangan yang sinis disajikan untuk saya. 

Astaghfirullah...

Aneh sekali ada apa ya, apa salah saya? Berbagai pertanyaan introspeksi saya hujani pada diri sendiri, sambil menghela nafas panjang saya berusaha berpikir positif, mengenai diri ibu itu. Apakah karena saya seorang wali murid yang tidak pernah bisa menemani anak saya di acara-acara sekolah anak saya karena kesibukan saya bekerja? Ataukah karena lain hal, karena SPP anak saya telat bayar dan jadi pergunjingan?? Apa urusan dia? Kami bertemu baru dua kali dan sebelumnya baik-baik saja...

Astaghfirullah...

Kenapa saya malah jadi berpikir negatif begini? Kalau alasan yang kedua benar, mengapa saat bertemu dengan ibu yang lainnya ramah sekali sweajarnya ketika bertemu sesama wali murid lain?? 

Entahlah apapun alasan beliau, memang saya merasa tidak nyaman sekali saat itu, merasa sakit saat anak saya ingin bergandengan tangan dengan teman akrabnya saja ditarik ke belakang untuk menghindar... Apalagi ini?? 

Astaghfirullah...

Saya hanya berusaha menghibur anak saya, dan mengalihkan perhatiannya. Saya tidak mau anak saya tersakiti dengan hal seperti itu. Dunia memang keras anakku... tapi sekarang kamu harus bisa belajar menikmati dunia, dengan menghargai apapun yang ada, termasuk menghargai orang lain...

Dan saya pun harus belajar terus, karena hidup ini tidak pernah berhenti mengajari apapun yang sarat dengan hikmah dan manfaat...


Comments

Popular posts from this blog

Manfaatkan Masa Mudamu dengan Cerdas, Wake Up Young Generations!

Here I'm going to write at a glance about you, young generations, the youth of the nation... This writing is especially dedicated for my students :)

Pesan Buat Seluruh Umat Manusia : The Meaning of Life (Subtitle Indones...

Saya menemukan video ini dari share salah seorang teman di facebook. Stop and think. Mari luangkan waktu sebentar untuk menonton video ini, jika kita ingin lebih menyadari untuk apa kita hidup di dunia... You Only Live Once?!

Pelajar dan Ponsel Pintar

          Perkembangan zaman semakin pesat seiring dengan makin canggihnya ponsel pintar (smart phone) dengan berbagai fungsi yang ditawarkan. Kini, ponsel pintar bukan merupakan barang langka yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Hampir semua orang sudah memiliki ponsel pintar, termasuk para pelajar SD, bahkan anak-anak balitapun sudah menerima bekas ponsel pintar orang tua mereka karena beberapa alasan, disamping untuk menghibur si anak agar tidak rewel dan juga kebutuhan orangtua memiliki ponsel yang lebih canggih mengikuti perkembangan teknologi. Para balita tersebut biasanya menjadi sangat asyik menonton konten apapun yang disajikan di media sosial. Balita tersebut tidak akan rewel jika sudah ada ponsel pintar di tangannya, sehingga orangtua maupun pengasuh akan tenang dan kesibukannya tidak terganggu kerewelan si balita. Kita banyak menjumpai anak-anak kecil berkumpul bermain dengan teman-teman mereka namun masing-masing hanya sibuk dengan...