Awalnya aku ingin melanjutkan tulisanku yang lalu, jadi ini bagian keempat (dari tulisanku "Dia Menyapaku Part 1 - 3") hahaha, tapi malah jadi kayak drakor aja, episodenya panjang. Jadi aku tulis dengan judul yang berbeda, meski kontennya masih seputar monster ukuran nano itu.
Sesuai judul tulisannya, ruwet alias complicated. Yet, I really don't want to complicate and mess it up. Tujuanku menulis ini bukan untuk menambah keruwetan, tetapi semoga dapat memberikan sedikit pencerahan, setidaknya untuk diriku sendiri dulu. Itulah sebabnya tulisan ini aku masukkan ke dalam label pikiranku saja (mind of mine).
Sejak Maret 2020 lalu, kita semuanya sudah mulai berkenalan dengan si monster nano yang sudah makin ngehits itu. Disini aku tidak akan membahas tentang kebijakan pemerintah ataupun sesuatu yang nantinya akan menciptakan adanya perdebatan pro dan kontra.
Hayati lelah bang...
Semuanya sudah lelah...
I just want to lay down on a beach, let the sun hit my face, and forget about absolutely everything...
Dari mulai aktivitas yang serba dibatasi, sampai hal yang paling memprihatinkan di dunia pendidikan, lain waktu aku akan tulis dalam judul tersendiri tentang ini...
Aku penyintas virus covid-19 yang alhamdulillah sudah selesai menjalani masa karantina (isolasi mandiri) di rumah selama 14 + 3 hari (karena aku bergejala flu berat, demam dan anosmia). Aku menyelesaikan karantinaku seminggu lalu.
Dan apa yang terjadi pada tubuhku setelah aku selesai karantina dan dinyatakan NEGATIVE dalam test swab antigenku pada 16 Januari 2021 lalu? Aku tidak tau... Hanya bisa merasakan bahwa nothing much has changed...
Rasanya tidak banyak yang berubah, awalnya aku memang flu berat dan demam, alhamdulillah seiring waktu itu semuanya sudah hilang, begitu juga anosmiaku (hilang penciuman), aku sudah mulai bisa mencium aroma yang tidak harus didekatkan ke hidung lagi, meskipun saat makan aku belum bisa merasakan nikmatnya seperti biasanya. Rasa tidak beres di hidung dan tenggorokan sampai saat ini masih terasa. Linu di sendi kaki seperti saat aku menjalani karantina juga masih terasa. Bahkan nafasku kadang cepat sehingga terbatuk2, mudah ngos2an saat berbicara dan gampang sekali lelah...
Itu baru efek yang aku rasakan di tubuhku, yang mungkin orang lain anggap sepele... Belum dampak sosial yang aku rasakan setelah menjadi penyintas covid-19. Speechless rasanya...
You won't understand it unless you have felt it...
Tentunya saya tidak mendoakan siapapun bisa merasakannya dulu sebelum akhirmya memahami. Setelah apa yang saya dan keluarga alami selama ini, banyak hal yang menjadi pelajaran berharga... Seberat apapun itu pasti ada hikmah yang dikirimkan oleh Allah untuk hambaNya.
Situasi rumit ini tidak akan berubah, jika kita tidak berusaha untuk mengubahnya, dari diri kita sendiri. Capek memang rasanya kalau kita liat banyak orang yang masih aja menganggap ini sbg konspirasi, sehingga mereka abai dan parahnya jadi memperpanjang pandemi ini... Kita semuanya tau pemerintah sedang berjuang mengatasi dengan vaksinasi.
Ada sebuah video bagus yang semoga bermanfaat... Video ini membahas tentang terbentuknya ''herd community", salah satunya dg vaksinasi yang disampaikan oleh seorang dokter dg sumber yg dapat diketahui dg jelas di video.
Comments
Post a Comment