Skip to main content

ParenThink

Malam ini makan malam terlambat, sampai rumah maghrib dan baru sempat memasak jam 7 malam ;) Meski begitu alhamdulillah anak-anak sabar menanti makanan siap tersaji :_)
Benar-benar mengharukan...
Sekarang anak-anak sudah terlelap dalam mimpi indah masing-masing, tinggal saya masih terjaga karena setelah makan malam tidak nyaman rasanya langsung tidur :D

Terbesit dalam pikiran untuk menuliskan sesuatu hal yang menjadi pelajaran berharga hari ini. Siang tadi dalam obrolan dengan sesama ibu bekerja, yang kebetulan ada yang sudah memiliki anak remaja. Kami dengan santai sedang berbagi menceritakan bagaimana hubungan kedekatan orang tua dan anak, bagaimana peran orang tua yang dapat memposisikan sebagai sahabat untuk anak-anak mereka. Selama ini yang terjadi pada sebagian siswa-siswa kami adalah komunikasi antara anak dan orang tua sangat kurang dalam kesehariannya. Padahal komunikasi yang intens, waktu yang berkualitas antara anak dengan orang tua akan sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan mereka sehari-hari, terutama dalam perkembangan psikis anak-anak, yang tentunya sangat berpengaruh dalam bagaimana si anak berpola pikir.



Saya yakin tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anak-anaknya. Mereka hanya tidak tahu bagaimana menjalin komunikasi, waktu yang berkualitas bersama anak-anak mereka. Kebanyakan orang tua sangat sibuk dengan mencari nafkah entah itu di kantor ataupun di ladang/sawah, seperti kebanyakan orang tua siswa kami yang memang sebagian besar petani... Orang tua selalu berusaha keras bagaimana caranya untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya, dan terkadang lupa bahwa sebenarnya kebutuhan anak-anaknya bukan hanya kebutuhan secara fisik tetapi juga rohani. 

Meluangkan waktu berkualitas untuk sekedar mengobrol santai dengan anak-anak, berbagi cerita sehari-hari, saling memberi semangat dan berdiskusi tentang suatu masalah dengan baik tentu akan membangun hubungan yang harmonis antara anak-anak dan orang tua. Ingat kan, semua hal dimulai dari keluarga... dari pola asuh dan kebiasaan yang dibudayakan dalam keluarga. Menjadi orang tua adalah tugas yang sangat mulia sekaligus membutuhkan kesiapan secara mental karena anak adalah amanah dari Tuhan...

Tidak perlu mencari biang kesalahan dari apa yang terjadi di dalam keluarga, baik itu orang tua ataupun anak. Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana anak dapat menghormati orang tua dan orang tua dapat menjadi sahabat untuk anak-anaknya, tempat anak-anak mencurahkan segala cerita dalam kehidupan mereka sehari-hari, karena orang tua yang mengerti tentang anak-anak mereka akan lebih bisa mengarahkan dengan baik, kemana dan bagaimana anak-anaknya harus berjalan, belajar dalam segala hal dalam kehidupan mereka.

Ada satu hal yang menarik untuk saya ulas di sini. Saat kami berbincang-bincang, ada seorang ibu yang dengan bangganya bercerita bahwa dia dengan anak remajanya benar-benar memiliki komunikasi yang baik, dekat secara emosional, dia mampu menjadi sahabat untuk anak remajanya...

Saya terkesan sekali sampai pada titik pembicaraan mengenai "pacaran". 

"Saya sangat dekat dengan anak saya, sampai dia selalu mengenalkan siapa pacarnya, dan kami bisa seperti keluarga sendiri, kemana-mana bersama, sampai ganti pacarpun juga masih tetap sama, selalu memperkenalkan pacarnya ke saya. Anak-anak jaman sekarang kalau dilarang pacaran takutnya malah jadi berontak, dan penasaran, malah bahaya, jadi ya saya ijinkan saja, asal mereka tau batasan-batasannya dalam tanda kutip..."

Saya hanya tersenyum kecil mendengarnya, ingin menyanggah tetapi kami baru pertama ngobrol, belum paham karakter masing-masing, jadi saya memilih sementara hanya senyum saja. Padahal dalam hati saya sangat tidak setuju dengan pernyataan dalam tanda kutip di atas... Apalagi saya adalah seorang guru, yang setiap perkataan akan didengar oleh siswa-siswa saya, entah masuk dalam hati atau keluar telinga satunya, yang jelas prinsip saya adalah jangan sampai pekerjaan saya meninggalkan dosa jariyah, naudzubillah... 

Saya selalu tekankan ke siswa-siswa saya, terutama karena mayoritas mereka muslim, bahwa dalam Islam tidak ada namanya pacaran, tidak boleh. Setiap hal yang dilarang ataupun dianjurkan dalam agama itu pasti ada maksudnya, dan jika kita bisa selalu berpedoman pada agama dalam kehidupan sehari-hari, insha Allah hidup kita damai...

Anak-anak remaja memang sedang dalam tahap mencari jati diri, mereka sangat ingin tahu, ingin bereksplorasi, perlu pengarahan, agar tidak terjerumus ke dalam jalan yang salah. Ibaratnya mereka belum pernah tua, tapi kita sebagai guru pernah muda, jangan sampai kesalahan di masa muda tidak menjadi pelajaran berharga untuk orang lain, untuk siswa-siswa kita...

Saya pernah mendengar cerita seorang teman yang gelisah saat mengetahui adiknya ternyata sempat terperosok, entah pacaran atau tidak, tapi mempunyai seorang teman dekat lawan jenis sekedar untuk curhat. Saat teman saya dekati adiknya, berbicara hati ke hati bahwa yang dia lakukan berbahaya, adiknya langsung salah paham menuduh kakaknya berpikir negatif tentang dirinya, telah berpacaran tidak sehat... Berpacaran tidak sehat katanya... Semakin gelisah saat adiknya bercerita bahwa dia tidak seperti itu, bahkan adiknya bercerita bahwa semua gurunya berkata bahwa pacaran itu boleh, asal tahu batas-batasnya...

Makin pusing saya mengetahui fakta itu...

Kalau pacaran diperbolehkan, yang penting pacaran sehat... apakah tidak terpikirkan godaan setan itu sangat halus... yang berdosa 'tidak terasa' makin bisa dimaklumi...
Yang sudah "pacaran tidak sehat" itu apakah dulunya tidak didahului dengan "pacaran sehat"??
Astahgfirullah...

Hati-hati dalam menanamkan konsep ke anak-anak. Harus belajar tegas demi kebaikan. Tegas bukan berarti benci, tapi tegas penuh kasih sayang. Arahkan anak-anak kita sebelum terlambat... Semoga kita dimampukan menjadi orang tua dan guru yang amanah...

Buat anak-anak muda, jangan pernah menyalahkan orang tua kalian jika memang mereka tidak sesempurna yang kalian inginkan. Tanpa mereka kalian tidak ada. Jangan pernah membenci, karena hidup di dunia pada hakikatnya hanya mencari ridho Allah, mencari bekal untuk kehidupan selanjutnya yang kekal...

Berbakti pada kedua orang tua sebelum kalian menyesal...

Mungkin orang tua kita mendapatkan ilmu dan informasi tidak lebih mudah dari kita sekarang di jaman serba teknologi ini, ilmu dan segala informasi dengan mudahnya kita dapat. Selayaknya kita dapat lebih memahami mereka seperti mereka memahami kita saat kita masih kecil...

Semoga bermanfaat :)

Comments

Popular posts from this blog

Manfaatkan Masa Mudamu dengan Cerdas, Wake Up Young Generations!

Here I'm going to write at a glance about you, young generations, the youth of the nation... This writing is especially dedicated for my students :)

Pesan Buat Seluruh Umat Manusia : The Meaning of Life (Subtitle Indones...

Saya menemukan video ini dari share salah seorang teman di facebook. Stop and think. Mari luangkan waktu sebentar untuk menonton video ini, jika kita ingin lebih menyadari untuk apa kita hidup di dunia... You Only Live Once?!

Pelajar dan Ponsel Pintar

          Perkembangan zaman semakin pesat seiring dengan makin canggihnya ponsel pintar (smart phone) dengan berbagai fungsi yang ditawarkan. Kini, ponsel pintar bukan merupakan barang langka yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Hampir semua orang sudah memiliki ponsel pintar, termasuk para pelajar SD, bahkan anak-anak balitapun sudah menerima bekas ponsel pintar orang tua mereka karena beberapa alasan, disamping untuk menghibur si anak agar tidak rewel dan juga kebutuhan orangtua memiliki ponsel yang lebih canggih mengikuti perkembangan teknologi. Para balita tersebut biasanya menjadi sangat asyik menonton konten apapun yang disajikan di media sosial. Balita tersebut tidak akan rewel jika sudah ada ponsel pintar di tangannya, sehingga orangtua maupun pengasuh akan tenang dan kesibukannya tidak terganggu kerewelan si balita. Kita banyak menjumpai anak-anak kecil berkumpul bermain dengan teman-teman mereka namun masing-masing hanya sibuk dengan...